Indonesia yang kita banggakan
karena keaneka ragaman hayati ini adalah salah satu negara di Asia
Tenggara, yang berada di antara benua Asia dan benua Australia dan juga
di antara dua samudera, yakni Samudera Pasifik dan Samudera Hindia ini
di lintasi garis Khatulistiwa.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau 17.508 pulau, oleh karena itu disebut juga Nusantara atau Kepulauan Antara. Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara yang berpenduduk terbesar keempat di dunia.
PULAU SUMATERA - SUMATERA PULAU EMAS.
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa
( “pulau emas” ) atau Suwarnabhumi ( “tanah emas” ). Nama - nama ini
sudah dipakai dalam naskah - naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga
dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada masa Dinasti ke - 18 Fir’aun di Mesir ( sekitar
1.567SM-1.339SM ), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan
yang ramai, dengan nama Barus. Barus ( Lobu Tua – daerah Tapanuli )
diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal
karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur
barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir
kuno.
Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno
lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas
untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat.
Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir ( dikenal juga dengan nama Gunung Talamau
) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang
terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang
terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau.
Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi
dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah
- tengah galian emas. Emas - emas yang dihasilkan kemudian diekspor
dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus,
Barus, dan Pedir.
Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera
selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu
bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan
tambang seperti emas dan lain - lain banyak yang belum ditemukan di
Pulau Sumatera.
Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas
selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau
Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
PULAU JAWA - JAWA PULAU PADI.
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “Pulau Padi” dan disebut dalam epik Hindu Ramayana.
Epik itu mengatakan “Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan
perak, kaya dengan tambang emas”, sebagai salah satu bagian paling jauh
di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya
“negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou ( Jawadwipa ) terletak
Argyre ( kota perak ). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno,
Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam
sejarah Sunda ( Wangsakerta ) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan
perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak
ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit.
Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil
menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatera, semenanjung Malaya,
Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian
kepulauan Filipina .
Dalam catatan Wang Ta - yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah
lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari
campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu,
catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone,
menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak,
dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa.
Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung
berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa.
Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan
kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada
kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun.
“Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa
dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi
kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia.
Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan
yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras
Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa.
Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya
kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur - sayuran dan buah - buahan
juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun
bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang,
wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah,
tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol,
nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan.
Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan
tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara
maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
PULAU KALIMANTAN - KALIMANTAN PULAU LUMBUNG ENERGI.
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita - berita China
( T’ai p’ing huan yu chi ) disebut dengan istilah Chin li p’i shih.
Nusa Kencana” adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa
Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah ( P’ulo Chung ).
Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas
hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter
dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para
pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara - muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah
kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut -
sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita - berita India secara tegas
menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina
pada abat ke 9 ( sembilan ) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They”
yang berarti kerajaan besar.
Dan pada abad 13 ( tiga belas ) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya
alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan
sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan
geothermal.
Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium
yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu
Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber
energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini
adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
PULAU SULAWESI - SULAWESI PULAU BESI.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau
dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi ( besi ),
sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung
besi dan nikkel.
Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah
satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi.
Bessi Luwu atau senjata Luwu ( keris atau kawali ) sangat terkenal akan
keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi.
Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan,
selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain
- lain.
PULAU PAPUA.
"Pulau Papua mulai terbentuk pada 60 juta tahun yang lalu. Saat
itu, pulau ini masih berada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan
sedimen. Pengendapan intensif yang berasal dari benua Australia
dalam kurun waktu yang panjang menghasilkan daratan baru yang kini
bernama Papua. Saat itu, Papua masih menyatu dengan Australia," jelas
ahli geologi Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo saat memaparkan
sejarah terbentuknya Pulau Papua.
Keberadaan Pulau Papua saat ini, lanjutnya, tidak bisa dilepaskan
dari teori geologi yang menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki
sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun
waktu 240 juta hingga 65 juta tahun yang lalu, benua Pangea pecah
menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia, yang
menjadi cikal bakal pembentukan benua dan pegunungan yang saat ini ada
di seluruh dunia.
Pada kurun waktu itu juga, benua Eurasia yang berada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.
"Saat itu, benua Australia dengan benua - benua yang lain dipisahkan
oleh lautan. Di lautan bagian utara itulah batuan Pulau Papua mengendap
yang menjadi bagian dari Australia akan muncul di kemudian hari," tambah
sarjana geologi jebolan Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, pada 1986 ini.
Pengendapan yang sangat intensif dari benua kanguru ini, sambungnya,
akhirnya mengangkat sedimen batu ke atas permukaan laut. Tentu saja
proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi dengan kecepatan
2,5 km per juta tahun.
Proses ini masih ditambah oleh terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo - Pasifik dengan Indo - Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.
Akhirnya proses pengangkatan yang terus - menerus akibat sedimentasi dan
disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun
menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah
menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang
tertinggal di bebatuan JayaWijaya .
Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya,
dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di
Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki,
Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan berawal
dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu.
Mencairnya es menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua
dengan benua Australia.
"Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali.
Apalagi, umur Pulau Papua ini masih dikategorikan muda sehingga proses
pengangkatan pulau masih terus berlangsung hingga saat ini. Ini juga
alasan dari penyebutan Papua New Guinea bagi Pulau Papua, yang artinya adalah sebuah pulau yang masih baru," tambah peraih gelar master di bidang Economic Geology dari James Cook University, Townswille, Australia ini.
Sementara keberadaan salju yang berada di beberapa puncak Jayawijaya, diyakininya akan berangsur hilang seperti yang dialami Gunung Kilimanjaro di Tanzania.
Hilangnya satu - satunya salju yang dimiliki oleh pegunungan di
Indonesia itu disebabkan oleh perubahan iklim secara global yang terjadi
di daerah tropis.
Senin, 12 Oktober 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar